Tips Desain Cover Buku


Saya sudah mulai menggeluti pekerjaan desain grafis terhitung sejak tahun 2008, dan sudah mengerjakan bermacam-macam desain, baik commercial maupun non-commercial. Salah satu yang paling banyak saya kerjakan adalah desain cover buku. Yap, saya pertama kali memulai karir desainer grafis profesional saya dari mendesain cover buku. Saya mengerjakan macam-macam jenis desain mulai dari logo, flyer, poster, buku tahunan, desain kaos, corporate identity, namun bisa dibilang yang paling banyak berperan menafkahi saya adalah desain cover buku :D

Pasti banyak teman-teman yang baru mulai tertarik untuk berkarir di desain cover buku, namun kurang pengetahuan tentang desain cover buku itu sendiri, khususnya teman-teman yang bukan berasal dari akademi desain grafis. Dari situ, saya pikir tidak ada salahnya jika saya berbagi sedikit tips-tips terkait desain cover buku.
Memang, saya bukan lulusan desain grafis, jadi mungkin saja ada basic-basic teori yang terlewat oleh saya, namun seperti yang banyak orang bilang, pengalaman langsung dilapangan jauh lebih penting dan berharga dibandingkan latar belakang akademis secara praktikal. And I proved it, kok. Dan tips berdasarkan pengalaman itu yang akan saya bagikan disini untuk teman-teman yang sekiranya membutuhkan :)
Oke, itu sedikit prolog. Berikut akan saya sampaikan beberapa tips-tips utama yang perlu diperhatikan ketika mendesain cover buku:

Elemen desain dalam desain cover buku yang perlu diperhatikan adalah ilustrasi, warna, tipografi dan layout

Pertama: Ilustrasi
Ilustrasi yang dimaksud disini adalah objek desain utama dalam desain cover. Bisa berupa format apapun, foto, digital imaging, vektor ataupun gambar ilustrasi. Misalnya, dalam buku berjudul “Pintar Berkomunikasi”, ilustrasi yang digunakan dalam covernya adalah foto seorang pria sedang berbicara/presentasi. Atau dalam buku-buku novel fantasi, biasanya ilustrasinya adalah gambar penyihir atau ksatria dalam nuansa pertempuran.

Kedua: Warna
Warna adalah salah satu elemen penting dalam desain apapun sebetulnya. Dan menurut pengalaman saya, lebih penting daripada ilustrasinya sendiri. Semakin anda bisa mengkomposisikan warna dengan baik, semakin nyaman dan catchy di mata calon konsumen, semakin tinggi chance buku anda diambil dan dibeli oleh calon konsumen.
Nah, bagaimana bisa warna lebih penting daripada ilustrasinya? Kalau teman-teman sering jalan-jalan ke toko buku dan memperhatikan desain-desain cover buku, pasti tidak jarang melihat desain yang ilustrasinya sebenarnya bagus, tekniknya pun oke, tapi paduan warnanya tidak terlalu enak di mata, akibatnya, cover buku secara keseluruhan jadi kurang menarik. Adapun sebaliknya, cover yang ilustrasinya sebenarnya biasa-biasa saja, namun warnanya keren banget, justru lebih banyak disukai.

Ketiga: Tipografi
Tipografi berasal dari kata bahasa inggris “type”, tulisan. Tipografi disini berarti ilmu tentang bentuk, ukuran dan tata letak huruf dan text. Dalam kaitannya dengan desain cover, tipografi memegang peranan penting. Aturan pertama dalam mendesain cover buku adalah jenis, ukuran dan tata letak font pada cover harus bisa langsung terlihat oleh calon konsumen dari jarak jauh. Katakanlah calon konsumen masuk ke took buku, melihat susunan rak berjarak 2 meteran didepannya, text judul buku sudah harus langsung bisa terbaca dengan jelas. Karena ada beratus-ratus buku di toko buku, keterbacaan text judul harus mampu bersaing dengan cover-cover buku yang lain untuk bisa jadi yang pertama langsung tertangkap oleh mata.
Nah, bagaimana aturan dalam pemilihan bentuk, ukuran dan tata letak text dalam cover ini? Font yang teman-teman pilih, harus memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, jangan sampai terlalu grungy atau meliuk-liuk sehingga sulit dibaca, namun di sisi lain harus cukup unik untuk bisa mewakili karakter buku dan cover sehingga menarik di mata calon konsumen.
Penting untuk diingat, pemilihan dan peletakkan font yang tepat bisa membuat desain yang biasa-biasa menjadi menarik, sebaliknya, kesalahan pemilihan font bisa membuat desain yang sebetulnya keren jd rusak dan tampak tidak enak dilihat. Untuk itu koleksi font an ketajaman insting akan font perlu sekali untuk dilatihkembangkan :D

Keempat: Layout
Layout adalah bagaimana teman-teman mengkomposisikan kesemua elemen diatas tadi. Dimana teman-teman meletakkan ilustrasinya, menyesuaikan letak text judulnya dan menentukan apa warna yang akan digunakan pada ilustrasi dan textnya sangat menentukan hasil desain cover teman-teman. Layout ilustrasi-text yang berbeda, misalnya kanan-kiri, atas-bawah atau tengah-tepi bisa memberikan impresi, daya tarik dan kekuatan yang berbeda-beda pada cover yang teman-teman desain.
Untuk kesemuanya ini, khususnya bagi yang baru akan memulai menjadi desainer cover buku, bukan sesuatu yang sekali jadi, semuanya harus melalui proses dimana skill desain dan insting dilatih. Jadi, banyak-banyaklah berlatih dan bereksperimen :D
Nah, bagi yang baru mau memulai karir menjadi desainer cover buku, saya ada sedikit tips-tips untuk bagaimana memulai mendapatkan order dari penerbit:
Pertama:
Buatlah CV dan portfolio teman-teman. Kalau sekiranya teman-teman pernah mengerjakan proyek desain grafis namun belum pernah mengerjakan cover buku, buatlah sample desain cover buku dalam portfolio teman-teman. Dengan demikian penerbit bisa mendapat gambaran, seperti apa desain teman-teman jika diaplikasikan dalam cover buku
Kedua:
Cari kontak penerbit. Biasanya email, sehingga teman-teman bisa lebih mudah menanyakan peluang desain sambil sekaligus mengirimkan portfolio. Kalau pengalaman saya, kontak ini bisa didapat dari 2 cara: pertama, dengan pergi ke toko buku, melihat-lihat buku-buku yang style desain covernya sesuai dengan style desain teman-teman, lalu cari alamat emailnya. Biasanya ada di cover belakang buku, atau di bagian dalam buku, di credit page. Kedua, via internet. Googling saja nama-nama penerbit yang teman-teman incar. Atau bisa juga googling keyword “Lowongan Desainer Cover Freelance”. Banyak penerbit membuka lowongan desainer cover buku freelance via internet, dari blog, web atau facebook mereka.
Ketiga:
Kirimkan email lamaran beserta CV dan portfolio teman-teman dan sisanya tinggal menunggu konfirmasi balik dari pihak penerbit. Perlu diingat, tidak semua penerbit akan memberikan konfirmasi balik segera setelah mereka menerima email lamaran teman-teman. Banyak dari mereka yang membuka email, mendownload lamaran dan portfolio teman-teman, dipelajari, lalu menyimpannya terlebih dahulu untuk kemudian dilihat-lihat lagi ketika mereka membutuhkan desainer cover freelance tambahan. It takes time, apalagi penerbit-penerbit besar.
Keempat:
Targetkan level penerbit yang teman-teman incar. Kalau teman-teman baru akan memulai, mulailah dari penerbit-penerbit kecil, khususnya di daerah, ini jauh lebih mudah. Penerbit besar, memberi fee besar juga, tapi punya standar kualitas desain yang sangat tinggi dan seleksi yang ketat untuk desainer-desainernya.
Kelima:
Tentukan fee. Fee atau harga desain yang akan teman-teman minta sebagai reward dari pekerjaan desain teman-teman. Untuk yang baru memulai, biasanya standar fee nya 250.000 sampai 300.000. semakin besar level penerbitnya, dan semakin tinggi jam terbang teman-teman, fee nya pun semakin tinggi. Kalau sudah jadi desainer freelance langganan suatu penerbit dalam waktu lamapun, fee nya lama-lama akan naik. Bisa sampai 2.500.000 percover. Gila ye? Orang-orang 2.500.000 itu gaji sebulan, dia honor desain 1 cover buku doang dan biasanya selesai dalam 1-2 minggu. Itu baru 1 buku dari 1 penerbit. Yaudah, bayangin aja sendiri lanjutannya XD
Yah, kira-kira itu sedikit yang saya bisa bagikan dengan teman-teman yang tertarik mendalami dunia desain cover buku. Semoga bermanfaat :)


sumber : http://heavenlyillusionz.wordpress.com/2012/08/29/tips-desain-cover-buku/

Post a Comment

0 Comments